Presiden Prabowo Peringatkan Dampak Otomatisasi dan AI terhadap Tenaga Kerja


Jakarta — Presiden Prabowo Subianto dalam Rapat Kabinet Paripurna hari Senin (20/10/2025) menyoroti fenomena disruptif yang tengah melanda sektor industri global akibat kemajuan kecerdasan buatan (AI) dan robotik.

Dalam rapat tersebut, Presiden Prabowo menyebut perubahan ini sebagai “masalah dunia” yang membutuhkan solusi serius dari seluruh negara. Ia mencontohkan kasus konkret di industri otomotif, di mana sebuah pabrik Volkswagen di Jerman yang sebelumnya mempekerjakan 5.000 hingga 6.000 orang kini hanya membutuhkan sekitar 30 pekerja manusia.

“Fenomena ini nyata dan harus kita antisipasi bersama. Banyak pekerjaan yang dulu dikerjakan ribuan orang kini bisa dilakukan oleh puluhan saja,” ujar Presiden.

Prabowo menegaskan bahwa meski teknologi membawa efisiensi tinggi, dampaknya terhadap tenaga kerja tidak bisa diabaikan. Ia menyebutkan, sebanyak 99,5% tenaga kerja manusia berpotensi tergantikan oleh robot dan AI di beberapa sektor tertentu.

“Indonesia saat ini mencatat tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,76%, terendah sejak krisis 1998. Namun dari total penduduk 287 juta, masih ada sekitar 13,6 juta orang yang belum mendapatkan pekerjaan,” ungkapnya.

Presiden juga menekankan pentingnya adaptasi pendidikan dan pelatihan vokasi agar masyarakat Indonesia siap menghadapi transformasi besar-besaran di dunia kerja. “Ini bukan teori konspirasi atau film fiksi ilmiah. Ini kenyataan yang sudah kita hadapi sekarang,” tegas Prabowo.

Lebih baru Lebih lama
© PT. MEDIA GAYO MUSARA