Kabar Takengon | Bener Meriah – Sejumlah mahasiswa dan aktivis yang tergabung dalam Aliansi Gayo Merdeka (AGM) memilih keluar dari forum dialog dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah terkait tindak lanjut tuntutan aksi 1 September lalu.
Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Setdakab Aceh Tengah pada Senin (8/9/2025) dipimpin Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan, M.Sp, didampingi Plt Sekda Drs. Mursyid, M.Si, Asisten Administrasi Umum Drs. H. Alam Syuhada, M.M, serta puluhan kepala SKPK.
Dalam pengantarnya, Wabup Muchsin menyebut bahwa pemerintah daerah terbuka terhadap masukan mahasiswa, termasuk soal reklamasi Danau Lut Tawar. “Dengan adanya gerakan mahasiswa, pemerintah mendapat dukungan moral untuk menindak siapa pun yang terlibat dalam praktik reklamasi ilegal,” ujarnya.
Namun, jalannya diskusi tidak berlangsung lama. Pihak AGM memilih walk out karena menilai forum tersebut lebih banyak berisi pemaparan dinas terkait, bukan langkah nyata.
Ketua Ippemata Banda Aceh, Farhan, menyampaikan kekecewaannya. “Kami sudah menyampaikan berbagai solusi. Yang kami tunggu adalah eksekusi, bukan lagi pembahasan. Karena itu, kami sepakat keluar dari rapat ini,” tegasnya.
Seorang peserta lain, Zinger, menambahkan bahwa mestinya legislatif yang memimpin teknis tindak lanjut atas tuntutan mereka.
Sementara itu, aktivis Universitas Gajah Putih, Heru, menilai sikap pemerintah kurang menghargai peran mahasiswa. “Kami akan kembali turun aksi dengan massa yang lebih besar pada Kamis mendatang,” katanya.
Hal senada diungkapkan Ketua GMNI Aceh Tengah, Saparuda I.B., yang menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mengawal tuntutan dengan aksi lanjutan.(Red)
