Kisah Legenda Putri Pukes dan Danau Laut Tawar


Di dataran tinggi yang sejuk di wilayah Gayo, Aceh Tengah, hiduplah seorang putri kerajaan bernama Putri Pukes. Sosoknya dikenal lembut namun berani, dan hatinya telah tertambat pada seorang pangeran dari kerajaan tetangga.


Pada awalnya, hubungan cinta mereka tidak berjalan mudah. Kedua orang tua Putri Pukes merasa ragu dan tidak memberi restu. Namun, karena keteguhan hati sang putri, serta kesungguhan cinta di antara mereka, restu itu akhirnya diberikan. Pernikahan pun diselenggarakan dengan bahagia.


Setelah menjadi istri sang pangeran, Putri Pukes harus meninggalkan istana tempat ia dibesarkan. Ia bersiap menyusul suaminya ke negeri seberang. Sebelum keberangkatannya, kedua orang tuanya memberinya pesan penting: "Jangan pernah menoleh ke belakang saat kau meninggalkan tanah ini." Meski tampak sederhana, pesan itu mengandung makna dalam.


Perjalanan pun dimulai. Didampingi para pengawal setia, Putri Pukes menapaki jalan berliku keluar dari istana, membawa serta kenangan dan cinta yang besar untuk keluarganya. Namun, hati siapa yang tak berat meninggalkan rumah dan orang tua?


Ketika langkahnya semakin jauh dari tanah kelahirannya, kerinduan dan rasa sedih mulai menguasai hati. Dalam kelemahan sesaat, ia menoleh ke belakang—melanggar pesan yang telah dipesankan dengan sungguh-sungguh.


Langit mendadak gelap. Petir menyambar, disusul hujan deras yang menutup pandangan. Rombongan pun berlari mencari tempat berlindung dan menemukan sebuah gua untuk bersembunyi. Di dalam gua itu, Putri Pukes berdiri termenung, tubuhnya mulai terasa dingin dan kaku.


Seketika, perubahan aneh terjadi. Kulitnya mengeras, suaranya menghilang. Tubuhnya perlahan berubah menjadi batu. Para pengawal tak mengetahui hal ini sampai hujan mereda. Saat mereka memanggil, tak ada jawaban. Ketika mendekat, mereka hanya bisa menatap penuh duka: sang putri telah membatu.


Duka itu tak hanya dirasakan para pengawal. Hujan yang deras itu tidak berhenti begitu saja. Air yang turun terus-menerus memenuhi lembah, menciptakan sebuah danau luas yang kini dikenal sebagai Danau Laut Tawar.


Penduduk setempat percaya, di tempat itulah Putri Pukes abadi dalam bentuk batu, sebagai pengingat bahwa nasihat orang tua bukanlah hal yang sepele.


Kadang, cinta dan kerinduan bisa mengaburkan kewaspadaan. Tapi pesan orang tua, meski terdengar sederhana, seringkali menyimpan perlindungan tak terlihat. Mengabaikannya, bisa berakibat sangat besar.

Lebih baru Lebih lama
© PT. MEDIA GAYO MUSARA