Kabar Takengon | Aceh Tengah - Sebuah lahan pertanian cabai caplak yang terletak di pinggiran kota berhasil mencuri perhatian. Di tengah dominasi bangunan dan aktivitas perkotaan, lahan ini tumbuh subur dan tertata rapi, membuktikan bahwa pertanian tidak harus selalu dilakukan di pedesaan atau kawasan hutan. Minggu (7/9/2025).
Kebun ini merupakan lahan budidaya cabai caplak dengan metode pertanian intensif. Tanaman ditanam rapi dalam barisan menggunakan plastik mulsa dan ajir kayu penyangga, yang menandakan pendekatan serius dan terencana dalam pengelolaannya.
"Saya sendiri tidak tahu siapa pemilik kebun ini, tapi saya sering melewati lokasi ini hampir setiap hari. Awalnya hanya ada beberapa baris tanaman, sekarang lahannya sudah penuh dan tampak semakin tertata. Dari yang saya lihat, ini jenis cabai caplak, yang memang banyak diminati di pasar tradisional," Ujar Samsul, salah satu warga yg sering melewati jalan tersebut.
“Saya lihat setiap hari makin subur. Awalnya cuma sedikit, sekarang sudah penuh satu lahan. Kata orang sini itu cabai caplak, dan memang banyak dicari di pasar,”  Tambahnya.
Kebun ini berada di kawasan pinggiran Kota Takengon, Tepat nya di kampung Pestak, tak jauh dari jalur utama namun cukup tersembunyi dari lalu lintas utama. Letaknya yang bersebelahan dengan area hijau dan pepohonan besar memberi kesan seperti berada di alam terbuka.
Saat ini tanaman cabai dalam masa pertumbuhan aktif. Menurut warga, kebun ini sudah mulai digarap sejak sekitar awal tahun.
Cabai caplak dipilih karena nilai jualnya yang tinggi dan daya tahan tanaman yang baik. Komoditas ini populer di pasar lokal karena rasa pedasnya yang khas dan cocok sebagai bahan masakan tradisional.
Kebun ini menggunakan teknik budidaya modern, seperti pemanfaatan mulsa plastik untuk menekan gulma dan menjaga kelembaban tanah. Gubuk kayu sederhana yang dibangun di tengah lahan kemungkinan besar berfungsi sebagai tempat berteduh, penyimpanan alat, dan pemantauan tanaman.(Redaksi)
